Guru Bangsa

Pendidikan Islam
RSS

Total Tayangan Halaman

Pandangan Aliran Empirisme Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

Oleh: Dedy Irawan Maesycoery
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alangkah pentingnya kita berteori dalam praktek di lapangan pendidikan karena pendidikan dalam praktek harus dipertanggungjawabkan. Tanpa teori dalam arti seperangkat alasan dan rasional yang konsisten dan saling berhubungan maka tindakan-tindakan dalam pendidikan hanya didasarkan atas alasan-alasan yang kebetulan, seketika dan aji mumpung. Hal itu tidak boleh terjadi karena setiap tindakan pendidikan bertujuan menunaikan nilai yang terbaik bagi peserta didik dan pendidik. Bahkan pengajaran yang baik sebagai bagian dari pendidikan selain memerlukan proses dan alasan rasional serta intelektual juga terjalin oleh alasan yang bersifat moral. Sebabnya ialah karena unsur manusia yang dididik dan memerlukan pendidikan adalah makhluk manusia yang harus menghayati nilai-nilai agar mampu mendalami nilai-nilai dan menata perilaku serta pribadi sesuai dengan harkat nilai-nilai yang dihayati itu. Mari kita kembali berprihatin sesuai ucapan Dr. Gunning yang dikutip Langeveld (1955). “Praktek tanpa teori adalah untuk orang idiot dan gila, sedangkan teori praktek hanya untuk orang-orang jenius”.
Ini berarti bahwa sebaiknya pendidikan tidak dilakukan kecuali oleh orang-orang yang mampu bertanggung jawab secara rasional, sosial dan moral. Sebaliknya apabila pendidikan dalam praktek dipaksakan tanpa teori dan alasan yang memadai maka hasilnya adalah bahwa semua pendidik dan peserta didik akan merugi. Kita merugi karena tidak mampu bertanggung jawab atas esensi perbutan masing-masing dan bersama-sama dalam pengamalan Pancasila. Pancasila yang baik dan memadai, konsisten antara pengamalan (lahiriah) dan penghayatan (psikologis) dan penataan nilai secara internal. Dalam hal ini kita bukan menyaksikan kegiatan (praktek) pendidikan tanpa dasar teorinya tetapi suatu praktek pendidikan nasional tanpa suatu teori yang baik.
II. PEMBAHASAN
A. Perkembangan dan Pertumbuhan
Dalam kehidupan manusia ada dua proses perubahan yang berlangsung secara kontinu, yaitu “Pertumbuhan” dan “Perkembangan”. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses sini tidak bisa dipisahkan secara bila berdiri sendiri, akan tetapi dapat dibedakan untuk memperjelas penggunaan kedua istilah tersebut.
Menurut Kasiram, Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan hal yang baru, sedangkan Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi mental. Pada peristiwa perkembangan dalam pandangan Kasiram tampak adanya sifat-sifat yang baru yang berbeda dari sebelumnya, sedangkan pada peristiwa pertumbuhan, tampak adanya perubahan jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada. Bisa disimpulkan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju arah yang lebih maju dan sempurna.
Pertumbuhan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan jasmaniah individu, sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan yang berhubungan dengan hidup kejiwaan individu yang perubahan-perubahan tersebut biasanya melahirkan tingkah laku yang dapat diamati, walaupun tidak bisa diukir seperti yang terjadi pada perubahan jasmani.
Karena itu berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya, sedangkan pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik. Artinya, individu tidak akan bertambah tinggi atau besar, jika batas pertumbuhan tubuhnya telah mencapai kematangan.
B. Perkembangan dan Pertumbuhan manusia Prespektif Aliran Empirisme
Perbedaan padangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut menjadi dasar perbedaan pendangan tentang peran pendidikan terhadap manusia , mulai dari yang paling pesimis sampai yang paling optimis. Aliran-aliran itu pada umumnya mengemukakan satu faktor dominant tertentu saja , dan dengan demikian, suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia. Salah satu Aliran yang mengemukakan teorinya dalam ilmu pendidikan ialah Aliran Empirisme atau disebut juga Aliran Lingkungan
Aliran Empirisme ini merupakan kebalikan dari Aliran Nativisme. Nama asli aliran ini “The Shcool of British Empirism” (Aliran Empirisme Inggris) Para ahli yang mengutamakan unsur pengalaman atau lingkungan. Tokoh utama Aliran ini ialah John Locke, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704, yang terkenal dengan dasar pemikiran atau teori “Tabula Rasa” (Meja Lilin). Ia mengatakan bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum mendapat coretan sedikitpun, akan dijadikan apa kertas itu terserah kepada yang menulisnya. Pada intinya Aliran Empirisme menguraikan bahwa perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan, sedangkan faktor pembawaan bakat tidak ada pengaruhnya atau tidak memiliki peranan sama sekali. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan2. stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Aliran empirisme menimbulkan optimisme dalam bidang pendidikan. Segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan. Watak, sikap dan tingkah laku manusia dapat diubah oleh pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas. Keburukan yang timbul dari pandangan ini adalah anak tidak diperlakukan sebagai anak, tetapi diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa. Pribadi anak sering diabaikan dan kepentingannnya dilalaikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan. Pada hal kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena bakat, meskipun lingkungan disekitarnya tidak mendukung.
Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang ada dalam dirinya. Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat2 yang memandang manusia sebagai mahluk yang pasif dan dapat dimanipulasi, umpamanya melalui modifikasi tingkah laku. Hal ini tercermind dari pandangan Scientific Psychology dari BF. Skinner ataupun pandangan behavioralisme lainnya.
Behavioralisme itu menjadikan perilaku manusia yang tampak keluar sebagai sasaran kajiannya, dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu sebagai hasil belajar semata-mata. Meskipun demikian, pandangan behavioralisme ini juga masih bervariasi dalam menentukan faktor apakah yang paling utama dalam proses belajar.
1) Pandangan yang menekankan peranan stimulus terhadap perilaku seperti dalam “Classical Conditioning” atau “Respondent Learning” oleh Ivan Pavlov (1836-1936) di Rusia dan Jon B. Watson (1878-1958) di Amerika Serikat.
2) Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan dari suatu perilaku seperti dalam “Operant Conditioning” atau “Instrumental Learning” dari Edward L. Thorndike (1874-1949) dan Rurrhus F. Skinner (1904) di Amerika Serikat.
3) Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dari imitasi seperti dalam “Observational Learning” yang dipelopori oleh NE. Miller dan J. Dollar dengan “Social Learning And Imitation” (1941) kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh A. Bandura dengan “participant modeling” maupun dengan “self efficiancy” (1982)
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
“Pertumbuhan” dan “Perkembangan” adalah suatu proses yang berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses sini tidak bisa dipisahkan secara bila berdiri sendiri. Tetapi keduanya dapat dibedakan dalam segi istilah atau pengertiannya.
Menurut Kasiram, Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan hal yang baru yang terdapat pada sifat-sifat yang belum ada sebelumnya, sedangkan Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi mental dari hal-hal yang pernah ada.
Jadi, Pertumbuhan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan jasmaniah individu, sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan yang berhubungan dengan hidup kejiwaan individu yang perubahan-perubahan tersebut biasanya melahirkan tingkah laku yang dapat diamati, walaupun tidak bisa diukir seperti yang terjadi pada perubahan jasmani.
Salah satu faktor yang dominan dan menimbulkan banyak perbedaan pendapat dalam peran pendidikan terhadap manusia ialah Perkembangan dan Pertumbuhan manusia, dan salah satu aliran yang perpendapat tentang factor domonan tersebut ialah Aliaran Empirisme yang di tokohi oleh John Locke,seorang filosof ingris yang hidup pada tahun 1632-1704, yang terkenal dengan dasar pemikiran atau teori “Tabula Rasa” (Meja Lilin). Ia mengatakan bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum mendapat coretan sedikitpun, akan dijadikan apa kertas itu terserah kepada yang menulisnya.
Menurut Aliran Empirisme bahwa perkembangan dan pertumbuhan manusia dalam peran pendidikan itu semata-mata ditentukan oleh faktor dari luar/lingkungan. Sedangkan pembawaan tidak memiliki peranan sama sekali. Faktor bawaan dari orangtua (faktor keturunan) tidak ada pengaruhnya atau tidak memiliki peranan sama sekali. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Contoh, ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya tidak sama. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.
Jadi intinya Teori empirisme berpendapat bahwa perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh lingkungan atau pengalamannya, termasuk pendidikan yang diterima,
IV. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Fosnot, C. 1996. “Constructivism: A Psychologycal Theory of Learning”..
Hurlock B Elizabeth.1978.Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
La sulo, L dan Tirtarahardja. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Sudarmi. 2007. Landasan Filsafat Ilmu Pendidikan. Kalimantan. Blog Pendidikan google.com
Sobur Alex.2009.Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Sunarto.H dan Hartono.1994.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta
Mcklar, Aliran – Aliran Pendidikan. http://one.indoskrip.com.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

SURABAYA

2009

TRISMA'S 2008

TRISMA'S 2008
Soeve Yoed, Ibnoe Mz

Pengikut

Ibnoe Maesycoery13. Diberdayakan oleh Blogger.