Guru Bangsa

Pendidikan Islam
RSS

Total Tayangan Halaman

SEJARAH KEMUNCULAN ILMU KALAM


Oleh; Dedy Irawan Maesycoery

Pada masa Nabi SAW, dan para Khulafaurrasyidin, umat islam bersatu, mereka satu akidah, satu syariah dan satu akhlaqul karimah, kalau mereka ada perselisihan pendapat dapat diatasi dengan wahyu dan tidak ada perselisihan diantara mereka. Awal mula adanya perselisihan di picu oleh Abdullah bin Saba’ (seorang yahudi) pada pemerintahan khalifah Utsman bin Affan dan berlanjut pada masa khalifah Ali. Dan awal mula adanya gejala timbulnya aliran-aliran adalah sejak kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah ke-3 setelah wafatnya Rasulullah).
Pada masa itu di latar belakangi oleh kepentingan kelompok, yang mengarah terjadinya perselisihan sampai terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan. Kemudian digantikan oleh Ali bin Abi Thalib, pada masa itu perpecahan di tubuh umat islam terus berlanjut. Umat islam pada masa itu ada yang pro terhadap kekhalifahan Ali bin Abi Thalib yang menamakan dirinya kelompok syi’ah, dan yang kontra yang menamakan dirinya kelompok Khawarij.[1]
Akhirnya perpecahan memuncak kemudian terjadilah perang jamal yaitu perang antara Ali dengan Aisyah dan perang Siffin yaitu perang antara Ali dengan mu’awiyah. Bermula dari itulah akhirnya timbul berbagai aliran di kalangan umat islam, masing-masing kelompok juga terpecah belah, akhirnya jumlah aliran di kalangan umat islam menjadi banyak, seperti aliran syi’ah, khawarij, murji’ah, jabariyah, mu’tazilah dll.



Ilmu kalam timbul aliran-aliran dan macam macamnya.
Mengkaji dan mempelajari aliran-aliran ilmu kalam adalah merupakan upaya memahami kerangka berfikir yang ada pada manusia dan proses pengambilan solusi atau pemecahan masalah atas permasalahan-permasalahan tentang kalam.
Dan ilmu kalam timbul karena adanya sebab-sebab pemicu perbedaan pendapat yang mana dititik beratkan pada aspek subjek pembuatan keputusan. Perbedaan yang terjadi dalam Islam pada umumnya dilatar belakangi oleh hal yang menyangkut kapasitas dan kredibilitas seseorang sebagai figur perbuatan keputusan,dan disamping itu ada tiga permasalahan yang mejadi objek perbedaan pendapat, yaitu Pertama, perbedaan keyakinan (aqa’id), Kedua, persoalan syariah, dan Ketiga, persoalan politik Maka kita dapat menarik benang merah sebuah kesimpulan dari perbedaan tersebut secara garis besar dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu metode berfikir rasional dan metode berfikir tradisional. Dan disamping itu adanya perbedaan kerangka berfikir dalam diri manusia untuk merespon dan mencari solusi persoalan-persoalan kalam :
1. Aliran Antroposentris
Aliran antroposentris adalah aliran yang menganggap bahwa realitas trasenden bersifat kosmos dan impersonal, mereka berpandangan antroposentris sebagai seorang sufi adalah suatu mistis dan strategis. Dan yang tergolong dari aliran ini menganggap negative pada dunia ini, karena dia berkeyakinan bahwa keselamatan mereka adalah atas kemampuannya membuang keburukan yang terdapat dalam dirinya dan membuang semua hasrat serta keinginannya. Aliran teologi yang termasuk dalam katagori ini adalah Qodariyah, .Mu’tazilah dan Syi;ah.
2. Aliran Teosentris
Aliran teosentris menganggap daya yang terdapat pada manusia adalah dari Tuhan, jadi Tuhan ikut campur tangan atas perbuatan manusia, perbuatan baik atau jahat pun mereka sepakat dari Tuhan, manusia bisa berbuat baik dan jahat adalah merupakan daya dari Tuhan. Maka perbuatan itu dapat datang sewaktu-waktu pada diri manusia. Aliran teologi yang tergolong dalam katagori ini adalah Jabariyah.
3. Aliran Konvergensi atau Sintesis
Aliran Konvergensi menganggap hakekat realita yang bersifat supra, personal dan impersonal. Aliran ini menandang bahwamanusia adalah tajjali atau cermin asma dan sifat-sifat realita mutlak.3 Maka dari pada itu eksistensi kosmos adalah merupakan sebagai pencipta ada dasarnya dan mempunyai sifat-sifat yang azali. Aliran ini berpendapat bahwa secara suptansial mempunyai nilai-nilai batini, dan eternal (qadim) karena merupakan gambaran haq yang sebenarnya. Dan setiap apa saja dapat dihancurkan dan dimusnahkan melainkan ada kehendak Tuhan yang mutlak, karena ciptaan-Nya adalah bersifat relative (sifat ketergantungan) dan profon.
Menurut aliran ini pula manusia mempunyai keterkaitan antara Tuhan karena semua daya yang dimiliki oleh manusia tersebut merupakan dari Tuhan yaitu dalam daya kebijaksanaan dan daya temporal (manusia) dalam bentuk masalah teknis. Kebahagian bagi Aliran Konvergensi terletak pada kekonsistenannya pada jalur kebenaran yang telah digariskan oleh Tuhan yaitu dengan tidak melenceng dari jalur kiri ataupun dari jalur kanan. Maka dapat disimpulkan bahwa Tuhan dan Mahkluk-Nya adalah merupakan satu bagian yang tekdapat terpisahkan antra keduanya yaitu tentang dzat Tuhan dan asma serta sifat-sifat-Nya. Aliran yang tengolong dari aliran ini adalah Asy’ariyah.
4. Aliran Nihilis
Aliran nihilis ini menganggap bahwa hakekat terasendental adalah merupakan ilusi belaka atau anggan-anggan saja yang terdapat pada pikiran manusia. Mereka menggap Tuhan tidak mempunyai sifat yang mutlak, tetapi merupakan sebagai variasi Tuhan kosmos. Kekuatan, daya adalah terletak pada kecedikan yang terdapat pada manusia merupakan dari manusia itu sendiri sehingga dapat menolak dari perbuatan yang buruk, yaitu sebagai upaya control diri. Dan mereka pula menganggap manusia mendapatkan kebahagiaan dari segi fisik saja tidak yang lain.[2]

Faktor-faktor Timbulnya Aliran Kalam Dalam Islam
Faktor yang menyebabkan timbulnya aliran kalam dalam islam dapat di kelompokan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang muncul dari dalam umat islam sendiri yang dikarenakan:
a. Adanya pemahaman dalam islam yang berbeda
Perbedaan ini terdapat dalam hal pemahaman ayat Al-Qur’an, sehingga berbeda dalam menafsirkan pula. Mufasir satu menemukan penafsiranya berdasarkan hadist yang shahih, sementara mufasir yang lain penafsiranya belum menemukan hadist yang shahih. Bahkan ada yang mengeluarkan pendapatnya sendiri atau hanya mengandalkan rasional belaka tanpa merujuk kepada hadist.
b. Adanya pemahaman ayat Al-Qur’an yang berbeda.
Para pemimpin aliran pada waktu itu dalam mengambil dalil Al-Qur’an beristinbat menurut pemahaman masing-masing
c. Adanya penyerapan tentang hadis yang berbeda.
Penyerapan hadist berbeda, ketika para sahabat menerima berita dari para perawinya dari aspek “matan” ada yang disebut hadist riwayah (asli dari Rasul) dan diroyah (redaksinya disusun oleh para sahabat), ada pula yang di pengaruhi oleh hadist (isra’iliyah), yaitu: hadist yang disusun oleh orang-orang yahudi dalam rangka mengacaukan islam.
d. Adanya kepentingan kelompok atau golongan.
Kepentingan kelompok pada umumnya mendominasi sebab timbulnya suatu aliran, sangat jelas, dimana syiah sangat berlebihan dalam mencintai dan memuji Ali bin Abi Thalib, sedangkan khawarij sebagai kelompok yang sebaliknya.
e. Mengedepankan akal.
Dalam hal ini, akal di gunakan setiap keterkaitan dengan kalam sehingga terkesan berlebihan dalam penggunaan akal, seperti aliran Mu’tazilah.
f. Adanya kepentingan politik
Kepentingan ini bermula ketika ada kekacauan politik pada zaman Ustman bin Affan yang menyebabkan wafatnya beliau, kepentingan ini bertujuan sebagai sumber kekuasaan untuk menata kehidupan.
g. Adanya beda dalam kebudayaan
Orang islam masih mewarisi yang di lakukan oleh bangsa quraish di masa jahiliyah. Seperti menghalalkan kawin kontrak yang hal itu sebenarnya sudah di larang sejak zaman Rasulullah. Kemudian muncul lagi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib oleh aliran Syi’ah.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini muncul dari luar umat islam, yaitu :
a. Akibat adanya pengaruh dari luar islam.
Pengaruh ini terjadi ketika munculnya aliran syi’ah yang muncul karena propaganda seseorang yahudi yang mengaku islam, yaitu Abdullah bin Saba.
b. Akibat terjemahan filsafat yunani
Buku-buku karya filosofi yunani di samping banyak membawa manfaat juga ada sisi negatifnya bila di tangan kalangan yang tidak punya pondasi yang kuat tentang akidah dan syariat islam. Sehingga terdapat keinginan oleh umat islam untuk membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi islam.[3]

DAFTAR PUSTAKA

1.      Nasution, Harun, Teologi Islam, Jakarta, UI Pres, 2002
2.      Razak, Abdul, “Ilmu Kalam” ,(Pustaka setia: 2003 ), Bandung, cet-1
3.      Raji Abdullah, M. Sufyan. Lc, Mengenal Aliran-Aliran Dalam Islam Dan Ciri-Ciri Ajarannya, Jakarta, Pustaka Al-Riyadl, 2006.
4.      Abdullah Mu’in, M. Thalib. Aliran Islam Pada Masa Khalifah, Yogyakarta, Widjaya, 1978.


[1] Nasution, Harun, Teologi Islam, Jakarta, UI Pres, 2002.

[2] Raji Abdullah, M. Sufyan. Lc, Mengenal Aliran-Aliran Dalam Islam Dan Ciri-Ciri Ajarannya, Jakarta, Pustaka Al-Riyadl, 2006.

[3] Razak, Abdul, “Ilmu Kalam” ,(Pustaka setia: 2003 ), Bandung, cet-1

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

SURABAYA

2009

TRISMA'S 2008

TRISMA'S 2008
Soeve Yoed, Ibnoe Mz

Pengikut

Ibnoe Maesycoery13. Diberdayakan oleh Blogger.